Arbain Muttafaqun Alaih 1.0 APK
- Version: 1.0
- File size: 3.12MB
- Requires: Android 3.0+
- Package Name: com.pustakasyabab.arbainmuttafaqunalaih
- Developer: Syabab Islamic Developer
- Updated Jun 15, 2017
- Price: Free
- Rate 4.60 stars – based on 9 reviews
Muqaddimah
Segala puji milik Allah dan semoga shalawat dan salam tercurah untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Amma ba’du:
Kutaib ini disusun untuk turut serta menambah semangat sebagian para pemuda Islam yang enggan menghafal hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mulia dan penuh berkah. Mereka enggan menghafal karena bisikan yang dihujamkan setan ke dalam hati mereka, di antaranya ada yang menganggap kitab-kitab hadits terlalu besar dan tebal sehingga membuat minder dan lemah semangat, dan yang lain beranggapan banyak menghafal hadits justru mengacaukan hafalannya karena banyaknya hadits yang mirip-mirip tapi tidak serupa redaksinya. Inilah tipu daya setan yang menghalangi manusia dari jalan Allah ta’ala.
Akhirnya, semoga kutaib ini bisa meringankan beban mereka dan menambah kecintaan mereka terhadap hadits as-syarif. Wallahul muwaffiq.
Metode Penyusunan Kutaib
1. Hanya mencantumkan hadits muttafaqun ‘alaih, yaitu hadits yang telah disepakati keshahihannya oleh dua imam ahli hadits al-Bukhari dan Muslim. Al-Hafizh Ibnu Hajar (w. 852 H) berkata, “Dikatakan hadits Muslim muttafaqun ‘alaih dengan hadits al-Bukhari jika memiliki takhrij asal hadits yang sama dalam hal shahabat yang meriwayatkannya, meskipun terdapat sedikit perbedaan lafazh/redaksi hadits.” [Al-Lu’lu’ wal Marjân (hal. 4) oleh Fuad Abdul Baqi]
2. Lebih mendahulukan redaksi hadits al-Bukhari daripada Muslim. Hanya saja, hadits muttafaqun ‘alaih di kitab Arbain an-Nawawi --sebanyak 9 hadits-- juga dimasukkan dalam kutaib ini dan kebanyakan hadits-hadits muttafaqun ‘alaih di sana bukan redaksi al-Bukhari. Penulis sengaja mencantumkan hadits-hadits itu di sini supaya para penghafal tidak terpecah hafalannya saat melanjutkan hafalan ke Arbain an-Nawawi.
3. Hanya mencantumkan hadits-hadits qauli.
4. Kode takhrij sebagai berikut: AN = Arbain an-Nawawi, SB = Shahih al-Bukhari, dan SM = Shahih Muslim.
Kelebihan Kutaib Ini
Secara umum Arbain an-Nawawi adalah kutaib yang paling unggul dalam tema ini karena besarnya faidah yang terkandung di dalamnya. Adapun jika ditinjau dari beberapa segi, Hadits Arbain Muttafaqun ‘Alaih memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut:
1. Hanya berisi hadits-hadits shahih muttafaqun ‘alaih yang diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim, sementara Arbain an-Nawawi berisi hadits-hadits yang shahih dan hasan bahkan sebagian dha’if, seperti hadits no. 27, 30, dan 41 sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab-kitab syarahnya.
2. Hanya hadits-hadits pendek saja yang dicantumkan di kutaib ini sehingga mudah untuk dihafal --sebagaimana tujuan awal penulisan kutaib ini--, sementara Arbain an-Nawawi sebagian haditsnya panjang-panjang sehingga butuh kerja keras dalam menghafalnya.
3. Hanya mencantumkan matan hadits saja sehingga mempermudah untuk dihafal, tetapi untuk melengkapi faidah penulis cantumkan dalam tanda kurung shahabat yang meriwayatkannya, dan takhrij hadits yang luas untuk hadits-hadits tertentu dalam footnote.
Usai menghafal semua hadits ini, sangat dianjurkan untuk melanjutkannya ke Arbain an-Nawawi karena banyaknya kandungan faidah dalam hadits-hadits di kutaib tersebut. Dikatakan bahwa pokok-pokok agama Islam tercantum dalam Arbain an-Nawawi. Maka, meninggalkan Arbain an-Nawawi berarti telah meninggalkan faidah yang begitu banyak dan melimpah.
Semoga Allah memperbanyak para pemuda Islam yang mencintai hadits dan ahlinya, lalu menghafalnya, memahaminya, dan membekas dalam kehidupannya.
Semoga pembaca mendapat manfaat dari kutaib sederhana ini dan penulis mendapat pahala di sisi Allah yang maha pemurah. Sesungguhnya Rabb-ku mahadekat lagi maha mengabulkan.
«رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ»
«وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلَٰهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ»
Semoga shalawat dan salam tercurah kepada pemuka para ahli hadits shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para shahabatnya, dan para penghafal hadits seluruhnya.[]